Salah satu kaidah yang wajib diikuti ketika terjadi Fitnah adalah hendaknya anda mempunyai sikap ar-Rifq (lemah lembut), at-Tha’anni (perlahan-lahan) dan al-Hilm (santun), dan janganlah anda tergesa-gesa. Perkara yang pertama adalah ar-Rifq. Sungguh Nabi bersabda -dalam hadits yang tsabit dari beliau- dalam Ash-Shahih :
“Tidaklah ar-Rifq ada pada sesuatu kecuali akan memperindahnya, dan tidaklah ar-Rifq dicabut dari sesuatu kecuali akan menjelekkannya.”
Perkara yang kedua, hendaklah anda mempunyai sikap at-Tha’anni (perlahan-lahan).
At-Tha’anni merupakan sifat yang terpuji, karena Alloh berfirman : “Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” QS. Al-Israa’ ; 11
Para Ulama berkata : Dalam ayat ini terdapat celaan terhadap manusia yang mana mempunyai sikap tergesa-gesa, karena barangsiapa mempunyai sifat ini maka dia tercela. Oleh karena itu, adalah Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam tidak termasuk orang yang tergesa-gesa.
Perkara yang ketiga ; al-Hilm (santun). Sikap al-Hilm ketika muncul fitnah dan ketika keadaan berubah, adalah sangat terpuji. Dengan al-Hilm akan memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sesuai hakikatnya dan melihat segala urusan sesuai kenyataannya.
Al-Hilm dalam setiap perkara merupakan hal yang terpuji, dimana al-Hilm, al-A’anah dan ar-Rifq menjadikan akal seseorang bisa memperhatikan dengan baik ketika terjadi fitnah. Hal ini menunjukkan baiknya cara seseorang berpikir dan memandang.
Adapun sikap yang mesti dikembangkan seorang muslim dalam menghadapi fitnah antara lain :
Konsentrasi dalam beribadah kepada Alloh merupakan jaminan keselamatan dari Fitnah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar, bahwasanya Rosulullah bersabda, “Beribadah ketika terjadi anarkhis laksana berhijrah kepadaku.”
Anarkhis disini adalah pembunuhan dan peperangan serta sikap fanatisme, hizbiyyah, dan lainnya. Lafazh Ibadah disini mencakup semua macam ibadah, berupa kejujran, ikhlash, muraqabatullah, taqwa, waro’, sabar, teguh di atas haq, serta disiplin mempelajari ilmu yang bermanfaat dan mengajarkannya. Demikian juga amal sholeh seperti sholat, puasa, akhlaq yang indah.
Andaikan setiap muslim memperhatikan dengan seksama kepada ibadah sebagaimana yang diinginkan oleh Alloh, maka tentu tidak akan tersisa baginya waktu untuk hanyut dalam Fitnah, bertengkar dan berdebat.
Benarlah Nabi bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak manusia terkecoh padanya : nikmat kesehatan dan waktu luang.” HR. Bukhari dari Ibnu Abbas.
Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Segeralah beramal (sebelum datangnya) fitnah laksana potongan-potongan malam yang gulita, dimana seseorang pada pagi hari dalam keadaan mukmin lalu sore hari dalam keadaan kafir dan sore hari dalam keadaan mukmin lalu pagi hari dalam keadaan kafir. Dia menjual agamanya dengan sepotong harta dunia.” HR. Muslim dari Abu Hurairah.
Fitnah akan menghancur-leburkan siapa yang mengintip ke dalamnya !!!
Alloh ta’ala berfirman, “Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu.” QS. Al-Anfal ; 25
Pikirkanlah dengan jernih !!! Bagaimana Alloh memerintahkan kepada kita untuk menghindari semua fitnah! Sedangkan siapa yang tidak tunduk kepada perintah-Nya, maka balasannya sebagaimana yang Dia firmankan : “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rosul takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih.” QS. An-Nuur ; 63
Tersebut dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda, “Akan terjadi Fitnah, seorang yang duduk saat itu lebih baik dari pada yang berdiri…” Muttafaqun’alaih
Betapa banyak kita melihat manusia yang terburu-buru mendatangi Fitnah, sehingga mereka menyimpang dari kebenaran setelah tadinya mereka adalah orang-orang yang jujur yang sulit didapati kebohongannya, setelah tadinya dia adalah seorang penganut Islam yang termulia lalu berubah menjadi pengikut hawa nafsu terbesar, setelah tadinya mereka menjauhkan diri dari menyakiti manusia, memaki dan mencela, lalu berubah masuk membicarakan kehormatan mereka.
Sungguh, banyak orang yang mencintai kebajikan namun telah mengambil sikap terburu-buru, sebagaimana sabda Rosulullah sholallohu ‘alaihi wasallam, “Demi Alloh, Alloh benar-benar akan menyempurnakan urusan ini hingga seorang pengendara berjalan dari Shan’a ke Hadramaut tanpa merasa takut selain kepada Alloh dan serigala yang akan menerkam kambingnya. Akan tetapi kalian kaum yang terburu-buru.” HR. Bukhari dari hadits Khabbab.
Maka takutlah kepada Alloh ! demi urusan agamamu, wahai muslim ! Apabila telah datang Fitnah, maka tahanlah lisanmu, peliharalah keselamatan hatimu, dan sucikan pendengaranmu ! Jangan engkau terjun kedalam perdebatan yang tidak membawa kebaikan. Jangan engkau berbicara mengenai apa yang engkau tidak berilmu tentangnya, serta janganlah engkau sibukkan pendengaranmu untuk mendengarkan semua yang beredar dan dikatakan ! Sehingga engkau akan menjadi tergoncang. http://ummfulanah.wordpress.com/2009/05/15/mutiara-hikmah-saat-menghadapi-fitnah/
“Tidaklah ar-Rifq ada pada sesuatu kecuali akan memperindahnya, dan tidaklah ar-Rifq dicabut dari sesuatu kecuali akan menjelekkannya.”
Perkara yang kedua, hendaklah anda mempunyai sikap at-Tha’anni (perlahan-lahan).
At-Tha’anni merupakan sifat yang terpuji, karena Alloh berfirman : “Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” QS. Al-Israa’ ; 11
Para Ulama berkata : Dalam ayat ini terdapat celaan terhadap manusia yang mana mempunyai sikap tergesa-gesa, karena barangsiapa mempunyai sifat ini maka dia tercela. Oleh karena itu, adalah Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam tidak termasuk orang yang tergesa-gesa.
Perkara yang ketiga ; al-Hilm (santun). Sikap al-Hilm ketika muncul fitnah dan ketika keadaan berubah, adalah sangat terpuji. Dengan al-Hilm akan memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sesuai hakikatnya dan melihat segala urusan sesuai kenyataannya.
Al-Hilm dalam setiap perkara merupakan hal yang terpuji, dimana al-Hilm, al-A’anah dan ar-Rifq menjadikan akal seseorang bisa memperhatikan dengan baik ketika terjadi fitnah. Hal ini menunjukkan baiknya cara seseorang berpikir dan memandang.
Adapun sikap yang mesti dikembangkan seorang muslim dalam menghadapi fitnah antara lain :
Konsentrasi dalam beribadah kepada Alloh merupakan jaminan keselamatan dari Fitnah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar, bahwasanya Rosulullah bersabda, “Beribadah ketika terjadi anarkhis laksana berhijrah kepadaku.”
Anarkhis disini adalah pembunuhan dan peperangan serta sikap fanatisme, hizbiyyah, dan lainnya. Lafazh Ibadah disini mencakup semua macam ibadah, berupa kejujran, ikhlash, muraqabatullah, taqwa, waro’, sabar, teguh di atas haq, serta disiplin mempelajari ilmu yang bermanfaat dan mengajarkannya. Demikian juga amal sholeh seperti sholat, puasa, akhlaq yang indah.
Andaikan setiap muslim memperhatikan dengan seksama kepada ibadah sebagaimana yang diinginkan oleh Alloh, maka tentu tidak akan tersisa baginya waktu untuk hanyut dalam Fitnah, bertengkar dan berdebat.
Benarlah Nabi bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak manusia terkecoh padanya : nikmat kesehatan dan waktu luang.” HR. Bukhari dari Ibnu Abbas.
Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Segeralah beramal (sebelum datangnya) fitnah laksana potongan-potongan malam yang gulita, dimana seseorang pada pagi hari dalam keadaan mukmin lalu sore hari dalam keadaan kafir dan sore hari dalam keadaan mukmin lalu pagi hari dalam keadaan kafir. Dia menjual agamanya dengan sepotong harta dunia.” HR. Muslim dari Abu Hurairah.
Fitnah akan menghancur-leburkan siapa yang mengintip ke dalamnya !!!
Alloh ta’ala berfirman, “Dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu.” QS. Al-Anfal ; 25
Pikirkanlah dengan jernih !!! Bagaimana Alloh memerintahkan kepada kita untuk menghindari semua fitnah! Sedangkan siapa yang tidak tunduk kepada perintah-Nya, maka balasannya sebagaimana yang Dia firmankan : “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rosul takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih.” QS. An-Nuur ; 63
Tersebut dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda, “Akan terjadi Fitnah, seorang yang duduk saat itu lebih baik dari pada yang berdiri…” Muttafaqun’alaih
Betapa banyak kita melihat manusia yang terburu-buru mendatangi Fitnah, sehingga mereka menyimpang dari kebenaran setelah tadinya mereka adalah orang-orang yang jujur yang sulit didapati kebohongannya, setelah tadinya dia adalah seorang penganut Islam yang termulia lalu berubah menjadi pengikut hawa nafsu terbesar, setelah tadinya mereka menjauhkan diri dari menyakiti manusia, memaki dan mencela, lalu berubah masuk membicarakan kehormatan mereka.
Sungguh, banyak orang yang mencintai kebajikan namun telah mengambil sikap terburu-buru, sebagaimana sabda Rosulullah sholallohu ‘alaihi wasallam, “Demi Alloh, Alloh benar-benar akan menyempurnakan urusan ini hingga seorang pengendara berjalan dari Shan’a ke Hadramaut tanpa merasa takut selain kepada Alloh dan serigala yang akan menerkam kambingnya. Akan tetapi kalian kaum yang terburu-buru.” HR. Bukhari dari hadits Khabbab.
Maka takutlah kepada Alloh ! demi urusan agamamu, wahai muslim ! Apabila telah datang Fitnah, maka tahanlah lisanmu, peliharalah keselamatan hatimu, dan sucikan pendengaranmu ! Jangan engkau terjun kedalam perdebatan yang tidak membawa kebaikan. Jangan engkau berbicara mengenai apa yang engkau tidak berilmu tentangnya, serta janganlah engkau sibukkan pendengaranmu untuk mendengarkan semua yang beredar dan dikatakan ! Sehingga engkau akan menjadi tergoncang. http://ummfulanah.wordpress.com/2009/05/15/mutiara-hikmah-saat-menghadapi-fitnah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar