Renungkan |
Haluskan hatimu, ajak bicara dirimu, sehingga kau akan tahu dan akan mendengar apa sesungguhnya yang dia alami dan dia rasakan.
Ketika engkau marah karena sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginganmu, kemudian engkau ingin membuat orang lain marah, seakan engkau ingin membalas sakit hatimu dengan cara menyakiti mereka, engkau tertawa, bangga dan merasa menang.
Benarkah demikian yang terjadi...??
Wahai anak-anakku,
Ketika kau ingin melawan aturan yang berlaku di sekolah sehingga kau selalu datang terlambat, selalu berpakaian tidak rapi, sengaja tidak mengerjakan PR, sengaja tidak mengikuti pembelajaran, sengaja bermain waktu guru mengajar, sengaja jalan-jalan di luar lingkungan sekolah ketika pembelajaran di sekolah sedang berlangsung.
Kau merasa bangga dan menang. Kau bangga membuat gurumu marah, kau bangga membuat semua marah dan kau bangga.... kau merasa menang dan tertawa sukses.......
Benarkah kau menang sehingga patut dibanggakan...????
Tidak demikian wahai anakku,
Ketika kau tidak mengerjakan PR berarti nilaimu tidak ada, rata-rata nilaimu rendah dan kau bisa tidak naik kelas karena tidak memenuhi batas minimal.
Ketika nilaimu rendah dan tidak naik kelas, apakah gurumu kalah ? apakah sekolahanmu kalah...?? apakah orang tuamu kalah... ?? apakah orang lain kalah... ???
Ketika kau tidak mengikuti pembelajaran berarti kau tidak memahami isi dari pembelajaran dan pengetahuanmu tentang pembelajaran yang berlangsung tidak ada.
Benarkah gurumu kalah..??? Benarkah sekolahanmu kalah...?? Benarkah orang tuamu kalah...?? Benarkah orang lain kalah...????
Siapa sesungguhnya yang kalah wahai anakku.....
Wahai anak-anakku,
Ketika engkau marah terhadap ayahmu terhadap ibumu kemudian kau tidak berangkat ke sekolah, kau lebih suka bermain ke sana kemari. Kau merasa menang dan sukses telah berhasil melakukan ini, kau merasa berhasil membalas dengan membuat ayahmu marah dengan membuat ibumu marah, benarkah kau mangan dan sukses...??
Tidak demikian wahai anakku.
Ketika kau marah dan tidak berangkat ke sekolah ayah dan ibumu tidak rugi sama sekali, sesungguhnya dirimu lah yang rugi besar, karena kau tertinggal dalam pelajaran, kau bisa tidak naik kelas sehingga kau mundur satu tahun dari kelulusanmu. Kau sendirilah yang menyandang semuanya, kau sendirilah yang menerima semuanya dan kau sendirilah yang menanggung semuanya, bukan ayahmu atau ibumu!
Wahai anak-anakku,
Ketika kau melihat ayahmu jarang pulang, melihat ayahmu kasar terhadap ibumu, kau ingin membalas tindakan ayahmu dengan cara keluar dari rumah dan terlibat dalam pergaulan yang salah. Kau merasa menang dan sukses. Kau bangga pulang malam, kau bangga pulang pagi, kau bangga tidur di sembarang tempat, kau bangga menyusuri jalan tanpa henti, kau bangga mengepulkan asap rokok dari hidung dan mulutmu....
Benarkah kau menang dan sukses....???
.............................
Tidak benar anakku....
Ketika kau pulang malam, kau pulang pagi kau bisa sakit karena masuk angin, kau bisa sakit karena makan tak teratur, kau bisa sakit karena badan dan bajumu kotor, kau bisa sakit karena kelelahan, kau bisa sakit karena tak semua asap rokok keluar dari tubuhmu, ada yang tersimpan di parumu.
Semua ini bukan ayah dan ibumu yang rugi, semua itu dirimu yang menanggung, dirimu yang mengalami, dirimu yang menikmati.
Menang dan sukses kah dirimu......!!
Wahai anak-anakku,
Ketika kau penuhi tubuhmu dengan tato, kau bangga dan merasa menang telah berhasil membuat ayah ibumu marah. Kau bangga dan berteriak kegirangan .... benarkah kau menang dan pantas bangga...???
Ketika proses pembuatan tato, apakah ayah ibumu yang kesakitan..?? Apakah kulit ayah ibumu yang rusak...???
Menangkah kau...????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar