Terduduk sendiri
Memandang sampai kejauhan di depan rumah ini
Senyap…. Sepi…
Ke manakah sebenarnya penghuni rumah ini
Ayahku…..
Ya.. mungkin ayahku ada di kursi tamu
Tempat biasa menikmati cerutu
Dalam melepas lelah di ladang pengisi tungku
Kuberlari mencari ayahku
Kuberlari mencari kursi tamu
Kumencari dan mencari di seluruh ruangan itu
Sepi…. Tiada ayah duduk di kursi bercerutu
Kuberlari menuju kamar
Mungkin ayah melepas lelah dan bersandar
Atau tertidur pulas di kursi kamar
Kuberlari tanpa berujar
Perlahan kubuka pintu dengan pelan
Kutak ingin mengejutkan
Mengejutkan ayahku di peraduan
Kubuka dan.. tak ada siapa siapa… kusapu seluruh
ruangan
Belakang rumah…
Yah… mungkin ayah di belakang rumah
Beristirahat melepas lelah
Atau menyingkirkan benda benda yang tak ramah
Kuberlari dan berlari
Kumencari dan mencari
Menelusuri seluruh sudut di belakang rumah ini
Adakah ayah istirahat ataukah berdiri
Sepi….. dan di sini juga sepi
Tiada ayah berdiri
Tiada ayah atau bayangannya di sini
Tiada siapa-siapa .. sepi
Ibu….ya… mungkin ibu menungguku
Biasa ibu menunggu di depan rumahku
Menunggu pulangku dari sekolahku
Menunggu pulangku dari kegiatanku
Kuberlari ke depan rumahku
Kuberlari ingin memeluk ibu
Mengadukan kerinduanku
Menangiskan kesepianku
Seluruh sudut depan rumah kusapu
Tiada yang terlewat dari pencarianku
Tiada tertutup dari pandanganku
Tapi… sepi… di sini tiada ibu
Aku menangis tertunduk pilu
Ke manakah sebenarnya mereka berlalu
Ke manakah mereka ayah dan ibuku
Ke manakah.. mengapa tiada satu
Perlahan di tengah tangisan
Kurasa sebuah usapan
Dengan suara yang tak asing di pendengaran
Namun tak lepas dari isakan
Kutatap di hadapan
Kakakku dengan beruraian
Namun dipaksa sebuah senyuman
“Ayah dan ibu sudah menghadap Tuhan.. ikhlaskan..”
Tin Musty, Pekalongan, 29 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar