Wina adalah seorang pegawai dengan gaji pas-pasan. Akan tetapi berapapun gaji yang dia terima, Wina selalu bersyukur sehingga memanfaatkan gajinya tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kekurangan yang dia alami hanya akan diputarkan ke otaknya sehingga dia berkata, " Usaha apa yang bisa saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?"
Wajarnya dalam rumah tangga selalu membicarakan tentang segala sesuatu kepada suami, akan tetapi suami Wina tak seperti layaknya suami lain. Sepulang kerja Yono suami Wina, langsung membuka laptop dan cetting sampai pukul 02.00 WIB. Dia tak malu pada ubannya yang sudah bertaburan di kepala.
. Atau dia akan bermain valas melalui internet. Setiap kali ditanya sang istri, dia jawab."Ini tidak pakai modal." Ternyata setahun kemudian puluhan temannya datang menagih hutang dengan nominal antara 5 juta sampai ada yang 50 juta rupiah. Belakangan diketahui ternyata Yono main valas menggunakan uang teman-temannya, dengan janji,"Uang 10 juta dalam waktu 3 bulan menjadi 30 juta rupiah"
Cacian dan hinaan diterima termasuk Wina yang tidak tahu menahu tentang valas dan hutang-hutang suaminya. Untuk membayar hutangnya tersebut tanah rumah satu-satunya tempatnya berlindung harus dijual.
Entah rumah itu laku berapa juta, Yono bilang laku 150 juta rupiah, temannya bilang rumah itu laku 180 juta rupiah, akan tetapi orang-orang di sekitar mengatakan rumah itu laku 250 juta rupiah.
Entah yang benar mana dan siapa, untuk mengurangi rasa duka Wina tidak memikirkan tentang rumah itu. Karena memikirkan tingkah Yono hanya akan menimbulkan ribuah penyakit dalam diri saja.
Empat tahun kejadian itu telah berlalu, akan tetapi Yono tidak berhenti bermain valas. Saat ini pun jika Wina bertanya selalu dijawab, "Ini tidak pakai modal"
Jawaban yang sama sejak dulu dan jawaban yang meludeskan tanah rumahnya sehingga sekarang tinggal di kios kecil hak guna pakai dari papan. Kios yang setiap saat bisa direlokasi jika pemerintah membutuhkan lokasi tersebut untuk keperluan umum.
Kebiasaan Yono yang tidak peduli kepada anak istri, kebiasaan yang tidak pernah bertanggung jawab terhadap anak istri tersebut belum lepasdari darahnya. Lalu kapan kira-kira Yono akan menyadari akan tanggung jawabnya??
Dia seorang bapak dua anak yang harus bertanggung jawab terhadap rumah tangganya. Dia seorang ayah yang harus tahu keadaan anaknya. Dia seorang pemimpin yang harus tahu keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Dia seorang hamba Allah yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak di Yaumul Hisab.
Wina hanya menyerahkan semua perbuatan Yono kepada Allah. Wina yakin Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Adil dalam segala sesuatu. Wina tidak pernah meminta apa-apa kepada Allah tentang Yono. Wina hanya meminta,"Ya, Allah. Bahagiakan dunia akhirat kepadaku dan anak-anakku." Kemudian kembali sibuk mengerjakan pesanan perangkat pembelajaran atau alat peraga, dengan harapan setelah pesanan ini selesai dia akan mendapatkan uang untuk makan anak-anak dan suaminya.
Beberapa bulan yang lalu ada seorang yang memberikan dana untuk bermain valas. Wina tidak tahu tentang valas dan seluk beluknya. Setahu Wina, Yono mengambil dana melalui ATM, Yono bilang itu bonus memainkan valas. Akan tetapi ketika Wina ikut masuk ke ATM tersebut dilarang oleh Yono, sehingga Yono lebih suka mengambil tanpa sepengetahuan Wina. Jangankan uang itu diberikan kepada Wina untuk keperluan rumah tangga, wong cuma melihat saja tidak boleh.
Sejak Yono mendapat bonus dari valas itu tingkahnya semakin garang. Yono memang bertangan besi, suka mengamuk dan menghancurkan apa yang ada di sekitarnya jika marah. Tingkah tersebut kini semakin parah.
"Katanya punya uang, pak. Tolong anaknya dibelikan susu." kata Wina. Wina terpaksa minta karena keuanganya sudah tak ada. Wina merasa kasihan melihat si bungsu meminta susu sedang Wina tak punya uang untuk membelikannya.
Wina terkejut karena tiba-tiba saja gelas melayang dan jatuh berserakan di depannya.
"Astagfirullah ...., apa dilarang pak ngasih susu sama anak ?!"
Pernah suatu ketika anaknya minta makan, Yono membelikan nasi bungkus seharga 1.000 rupiah. Anaknya mendekati Wina sang ibu,"Bu, masih lapar..."
Wina merasa kasihan kepada anaknya, kemudian dia mencari koin-koin rupiah untuk membelikan nasi. Wina mendapatkan uang 3 ribu rupiah. "Cukup untuk membeli nasi."
Sesampai di rumah, Wina mendapatkan kemarahan Yono dan tiba-tiba saja Yono membanting kursi sampai hancur di depan Wina dan anaknya.
"Aku lapar bisa menahan pak, akan tetapi jika anakku lapar...???!!"
Wahai orang yang memberi dana kepada Yono untuk main valas, tolong jangan teruskan memberi dana, kasihani anak-anakku.
Wajarnya dalam rumah tangga selalu membicarakan tentang segala sesuatu kepada suami, akan tetapi suami Wina tak seperti layaknya suami lain. Sepulang kerja Yono suami Wina, langsung membuka laptop dan cetting sampai pukul 02.00 WIB. Dia tak malu pada ubannya yang sudah bertaburan di kepala.
. Atau dia akan bermain valas melalui internet. Setiap kali ditanya sang istri, dia jawab."Ini tidak pakai modal." Ternyata setahun kemudian puluhan temannya datang menagih hutang dengan nominal antara 5 juta sampai ada yang 50 juta rupiah. Belakangan diketahui ternyata Yono main valas menggunakan uang teman-temannya, dengan janji,"Uang 10 juta dalam waktu 3 bulan menjadi 30 juta rupiah"
Cacian dan hinaan diterima termasuk Wina yang tidak tahu menahu tentang valas dan hutang-hutang suaminya. Untuk membayar hutangnya tersebut tanah rumah satu-satunya tempatnya berlindung harus dijual.
Entah rumah itu laku berapa juta, Yono bilang laku 150 juta rupiah, temannya bilang rumah itu laku 180 juta rupiah, akan tetapi orang-orang di sekitar mengatakan rumah itu laku 250 juta rupiah.
Entah yang benar mana dan siapa, untuk mengurangi rasa duka Wina tidak memikirkan tentang rumah itu. Karena memikirkan tingkah Yono hanya akan menimbulkan ribuah penyakit dalam diri saja.
Empat tahun kejadian itu telah berlalu, akan tetapi Yono tidak berhenti bermain valas. Saat ini pun jika Wina bertanya selalu dijawab, "Ini tidak pakai modal"
Jawaban yang sama sejak dulu dan jawaban yang meludeskan tanah rumahnya sehingga sekarang tinggal di kios kecil hak guna pakai dari papan. Kios yang setiap saat bisa direlokasi jika pemerintah membutuhkan lokasi tersebut untuk keperluan umum.
Kebiasaan Yono yang tidak peduli kepada anak istri, kebiasaan yang tidak pernah bertanggung jawab terhadap anak istri tersebut belum lepasdari darahnya. Lalu kapan kira-kira Yono akan menyadari akan tanggung jawabnya??
Dia seorang bapak dua anak yang harus bertanggung jawab terhadap rumah tangganya. Dia seorang ayah yang harus tahu keadaan anaknya. Dia seorang pemimpin yang harus tahu keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Dia seorang hamba Allah yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak di Yaumul Hisab.
Wina hanya menyerahkan semua perbuatan Yono kepada Allah. Wina yakin Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Adil dalam segala sesuatu. Wina tidak pernah meminta apa-apa kepada Allah tentang Yono. Wina hanya meminta,"Ya, Allah. Bahagiakan dunia akhirat kepadaku dan anak-anakku." Kemudian kembali sibuk mengerjakan pesanan perangkat pembelajaran atau alat peraga, dengan harapan setelah pesanan ini selesai dia akan mendapatkan uang untuk makan anak-anak dan suaminya.
Beberapa bulan yang lalu ada seorang yang memberikan dana untuk bermain valas. Wina tidak tahu tentang valas dan seluk beluknya. Setahu Wina, Yono mengambil dana melalui ATM, Yono bilang itu bonus memainkan valas. Akan tetapi ketika Wina ikut masuk ke ATM tersebut dilarang oleh Yono, sehingga Yono lebih suka mengambil tanpa sepengetahuan Wina. Jangankan uang itu diberikan kepada Wina untuk keperluan rumah tangga, wong cuma melihat saja tidak boleh.
Sejak Yono mendapat bonus dari valas itu tingkahnya semakin garang. Yono memang bertangan besi, suka mengamuk dan menghancurkan apa yang ada di sekitarnya jika marah. Tingkah tersebut kini semakin parah.
"Katanya punya uang, pak. Tolong anaknya dibelikan susu." kata Wina. Wina terpaksa minta karena keuanganya sudah tak ada. Wina merasa kasihan melihat si bungsu meminta susu sedang Wina tak punya uang untuk membelikannya.
Wina terkejut karena tiba-tiba saja gelas melayang dan jatuh berserakan di depannya.
"Astagfirullah ...., apa dilarang pak ngasih susu sama anak ?!"
Pernah suatu ketika anaknya minta makan, Yono membelikan nasi bungkus seharga 1.000 rupiah. Anaknya mendekati Wina sang ibu,"Bu, masih lapar..."
Wina merasa kasihan kepada anaknya, kemudian dia mencari koin-koin rupiah untuk membelikan nasi. Wina mendapatkan uang 3 ribu rupiah. "Cukup untuk membeli nasi."
Sesampai di rumah, Wina mendapatkan kemarahan Yono dan tiba-tiba saja Yono membanting kursi sampai hancur di depan Wina dan anaknya.
"Aku lapar bisa menahan pak, akan tetapi jika anakku lapar...???!!"
Wahai orang yang memberi dana kepada Yono untuk main valas, tolong jangan teruskan memberi dana, kasihani anak-anakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar