KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Sabtu, 03 Desember 2011

Ajal Pezina

Astagfirullah....
Kehidupan bukanlah hal yang abadi, kehidupan hanyalah lewat jalan, bukan selamanya duduk dan bertahta di sini, sehingga apalah artinya engkau tertawa terbahak-bahak, apalah artinya engkau congkak ketika segunung dosa telah engkau lakukan.
Manusia yang tak mengenal dari mana dirinya berasal dan mau ke mana kelanjutannya, maka man tersebut merasa dunia adalah segala-galanya. Man tersebut merasa bahwa dunia ada di atas kepala, dunia ada dalam genggaman. Sehingga jangankan kenal halal haram, mengenal dirinya saja tidak bisa.
Dari hari ke hari hanya zina yang dia lakukan, dari satu pelanggan ke pelanggan lain, dari satu kompleks ke kompleks lain dari satu kota ke kota lain. Dosa selalu dilakukan sejak usia dini sampai uzur.
Dengan bangga dia sudah tua pun masih menjual diri, sampai Sang Penguasa menunjukkan kekuasaan-Nya, membuat pezina meregang nyawa di atas obat peningkat birahinya. Untung pelanggannya tak mati bersama.
Jauhkanlah sejauh-jauhnya diri dari semua ini.....
Perkembangan zaman akhir dengan adanya modernisasi/globalisasi banyak menawarkan berbagai macam bentuk dan praktek kemaksiyatan yang dihiasi dengan keindahan dan kenikmatan nyaris tak terkendalikan.  Di sisi lain Allah juga menciptakan makhluk yang bernama Iblis/Syetan dan telah Allah tetapkan sebagai musuh manusia, telah bersumpah untuk menjadikan anak turun Adam menjadi orang yang tidak bersyukur dan dilaknati Allah, sebagaimana tertuang dalam percakapan Iblis dengan Allah dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Iblis berkata: karena Engkau telah menyesatkan padaku, niscaya sungguh aku akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.  Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (tho’at)”. (QS. Al-A’rof: 16-17).
 Di dalam hukum Islam perzinaan termasuk pelanggaran berat dan dosa besar, apabila pelakunya masih bujangan (Ghoiru muhshon) maka harus dijilid (didera/dicambuk) 100 kali, dan apabila pelakunya sudah bersuami/beristri/janda/duda maka harus dirajam, dilempari batu sampai mati.
Sebagaimana ketetapan Allah di bawah ini:

Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya  serastus kali dera dan janganlah belas kasihan kepada keduanyadalam menjalankan agama Allah, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (QS. An-Nur:2) 

Sungguh aniaya orang yang hidupnya hanya mencari kepuasan dunia, kepuasan yang hanya sesaat, menuruti hawa nafsunya, membiarkan Iblis bersemayam dalam dirinya  dan dosa menjadi kebanggaan, tidak menyadari di dunia akan hilang kewibawaannya, pendek umurnya dan fakir bahkan di akhirat nanti akan mengalami penderitaan, kepedihan, mendapat murka dan adzabNya Allah. Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Hai golongan orang iman, takutlah kalian akan berbuat zina, karena sesungguhnya di dalamnya ada enam perkara, tiga perkara di dunia dan tiga perkara di akhirat.  Maka adapun tiga perkara yang ada di dunia: hilangnya kewibawaan, pendek umurnya, dan kekalnya kefakiraan. Dan adapun tiga perkara di akhirat : mendapat murka Allah, sejelek-jeleknya hisaban, dan siksa akhirat (neraka)”, (HR. Baihaqi)

Artinya:  “Ada tujuh golongan yang Allah tidak melihat mereka di hari kiamat dan Allah tidak mau mensucikan dan Allah tidak mau mengumpulkan bersama-sama orang yang beramal kebajikan dan Allah akan memasukkan mereka ke neraka, kecuali bahwasannya mereka bertaubat. Dan barang siapa yang bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya. (Tujuh golongan itu adalah):  Orang yang menikahi tangannya (onani/masturbasi) dan orang-orang yang mengerjai dan dikerjai (homo sex dan lesbian), dan orang yang membiasakan minum arak, dan orang yang memukul kedua orang tuanya hingga minta tolong, dan orang yang menyakiti tetangganya hingga melaknatinya dan orang yang menzinai (istri) tetangganya”. (HR. Al-Imam Hasan)

Tidak ada komentar: