KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Kamis, 14 April 2011

Murah, Mempermudah, Menyenangkan

    Guru mempunyai berbagai cara untuk membawa siswa-siswinya memahami sebuah konsep dalam pembelajaran. Dengan pemilihan dan penggunaan berbagai metode yang tepat dan bervariasi maka selangkah lebih mudah bagi siswa untuk memahami materi. Tidak cukup dengan hal itu saja, seorang guru bisa memilih dan menggunakan berbagai media yang telah disediakan dengan tepat tentunya lebih mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep dalam sebuah pembelajaran.
       Kalau berbicara masalah media, sering terlintas seperangkat alat yang tinggal pakai, yang mungkin dari sebagian alat tersebut tidak bisa memakainya sehingga daripada pusing-pusing belajar memakainya lebih memilih mengajar dengan ceramah.Padahal tidaklah demikian. Banyak media pembelajaran yang ada di sekitar kita dan banyak juga media yang dapat kita ciptakan sendiri.
     Denny Setiwan dalam bukunya Komputer dan Media Pembelajaran menjelaskan, media tidak selalu identik dengan "mahal" atau "memerlukan listrik" karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya menjadi media canggih (sophisicate media) dan media sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri.
    Di sinilah peran seorang guru sangat menentukan dalam mengambil jalan antara pencapaian tujuan pembelajaran dengan tidak tersedianya media. Sehingga walaupun tidak tersedia media seorang guru masih mampu melakukan pembelajaran dengan menggunakan media, yaitu media sederhana. Ada beberapa kelompok media sederhana seperti, gambar diam, display. grafis, dan realia.
       Dalam menyediakan media pembelajaran seorang guru juga dapat melibatkan siswa, siswa diajak secara aktif membuat media belajar bersama-sama.Seperti pada kelas V, seorang siswa sibuk membuat media pembelajaran tiruan alat pernapasan pada manusia. 
       Dengan peralatan yang dapat dijangkau oleh siswa, dan bahan yang mudah sekali didapat (karena dari bahan bekas) maka siswa dapat menciptakan sendiri tiruan alat pernapasan pada manusia. 

       Bahan yang diperlukan adalah : sebuah botol plastik, 2 buah balon karet, 1 potong slang plastik, gelang karet, dan penyumbat. Penyumbat bisa dari karet bekas alas kaki, atau dari styrofoam.
        Dalam bimbingan seorang guru, para siswa membuat model alat pernapasan pada manusia dengan penuh semangat, karena mereka akan membuat karya yang belum pernah mereka buat.
        Lebih gembira dan girang lagi setelah hasil karya tersebut jadi dan dipergunakan. Pertama guru memperagakan cara penggunaan alat peraga tersebut, betapa gembiranya mereka,"kok bisa ya..."
Penjelasan lebih lanjut oleh guru adalah fungsi masing-masing bagian alat peraga. Balon dalam botol berfungsi sebagai paru-paru, slang plastik berfungsi sebagai tenggorokan, balon bagian bawah (penutup bawah botol) adalah sebagai diafragma. Jika balon penutup bawah botol (diafragma) ditarik, maka udara akan masuk melalui slang menuju balon dalam(paru-paru) sehingga balon dalam mengembang. Jika balon bawah dilepas, maka udara di balon dalam (paru-paru) akan keluar melalui slang (tenggorokan).
      Alat peraga ini sederhana, dan menyenangkan siswa, karena bisa membuat sendiri dan mempraktekkan sesuatu yang bersifat abstrak.
       Model pernapasan ini juga dapat dipergunakan untuk membuktikan betapa udara kotor yang terhirup oleh manusia sangat  berbahaya bagi paru-paru.
        Cara mendemonstrasikan pengaruh udara kotor bagi paru-paru adalah dengan memasukkan sedikit kapas ke dalam slang model pernapasan, kemudian menyalakan sesuatu, dan asapnya dihirup oleh model pernapasan, setelah 10 menit dapat dihentikan dan kapas dalam slang dikeluarkan.
         Kapas terlihat kotor, kecoklatan. Salah satu siswa mengatakan,"ini baru 10 menit ya...bagaimana kalau lebih lama..."

Tidak ada komentar: