KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Selasa, 19 April 2011

Yuk..membuat peraga lagi...

Media pembelajaran yang dibuat oleh siswa-siswi kelas V kali ini adala kamera. Mereka ingin mendapatkan pengetahuan bagaimana cara kerja kamera.
bahan dan alat yang disediakan adalah :
1 Kotak kardus kecil (bungkus sabun mandi, atau bungkus pasta gigi)
1 lembar tissu
gunting/cutter
lakban

Pembuatan :
1 Penutup kotak kardus dibuka, dan penutup kotak kardus yang satunya dilubangi sebagai tempat masuknya cahaya. Kardus kecil dipotong bagian tengah tanpa putus. Ambil tissu, potong sesuai lebar kardus kecil dan letakkan tepat pada bagian kardus yang dipotong tanpa putus, sebagai layar penangkap bayangan/gambar. Setelah ditata rapi, lem bagian atas kardus yang telah diberi tissu dengan lakban agar rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk melalui bekas potongan tersebut. Cobalah gunakan kameranya....

Kamis, 14 April 2011

Murah, Mempermudah, Menyenangkan

    Guru mempunyai berbagai cara untuk membawa siswa-siswinya memahami sebuah konsep dalam pembelajaran. Dengan pemilihan dan penggunaan berbagai metode yang tepat dan bervariasi maka selangkah lebih mudah bagi siswa untuk memahami materi. Tidak cukup dengan hal itu saja, seorang guru bisa memilih dan menggunakan berbagai media yang telah disediakan dengan tepat tentunya lebih mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep dalam sebuah pembelajaran.
       Kalau berbicara masalah media, sering terlintas seperangkat alat yang tinggal pakai, yang mungkin dari sebagian alat tersebut tidak bisa memakainya sehingga daripada pusing-pusing belajar memakainya lebih memilih mengajar dengan ceramah.Padahal tidaklah demikian. Banyak media pembelajaran yang ada di sekitar kita dan banyak juga media yang dapat kita ciptakan sendiri.
     Denny Setiwan dalam bukunya Komputer dan Media Pembelajaran menjelaskan, media tidak selalu identik dengan "mahal" atau "memerlukan listrik" karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya menjadi media canggih (sophisicate media) dan media sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri.
    Di sinilah peran seorang guru sangat menentukan dalam mengambil jalan antara pencapaian tujuan pembelajaran dengan tidak tersedianya media. Sehingga walaupun tidak tersedia media seorang guru masih mampu melakukan pembelajaran dengan menggunakan media, yaitu media sederhana. Ada beberapa kelompok media sederhana seperti, gambar diam, display. grafis, dan realia.
       Dalam menyediakan media pembelajaran seorang guru juga dapat melibatkan siswa, siswa diajak secara aktif membuat media belajar bersama-sama.Seperti pada kelas V, seorang siswa sibuk membuat media pembelajaran tiruan alat pernapasan pada manusia. 
       Dengan peralatan yang dapat dijangkau oleh siswa, dan bahan yang mudah sekali didapat (karena dari bahan bekas) maka siswa dapat menciptakan sendiri tiruan alat pernapasan pada manusia. 

       Bahan yang diperlukan adalah : sebuah botol plastik, 2 buah balon karet, 1 potong slang plastik, gelang karet, dan penyumbat. Penyumbat bisa dari karet bekas alas kaki, atau dari styrofoam.
        Dalam bimbingan seorang guru, para siswa membuat model alat pernapasan pada manusia dengan penuh semangat, karena mereka akan membuat karya yang belum pernah mereka buat.
        Lebih gembira dan girang lagi setelah hasil karya tersebut jadi dan dipergunakan. Pertama guru memperagakan cara penggunaan alat peraga tersebut, betapa gembiranya mereka,"kok bisa ya..."
Penjelasan lebih lanjut oleh guru adalah fungsi masing-masing bagian alat peraga. Balon dalam botol berfungsi sebagai paru-paru, slang plastik berfungsi sebagai tenggorokan, balon bagian bawah (penutup bawah botol) adalah sebagai diafragma. Jika balon penutup bawah botol (diafragma) ditarik, maka udara akan masuk melalui slang menuju balon dalam(paru-paru) sehingga balon dalam mengembang. Jika balon bawah dilepas, maka udara di balon dalam (paru-paru) akan keluar melalui slang (tenggorokan).
      Alat peraga ini sederhana, dan menyenangkan siswa, karena bisa membuat sendiri dan mempraktekkan sesuatu yang bersifat abstrak.
       Model pernapasan ini juga dapat dipergunakan untuk membuktikan betapa udara kotor yang terhirup oleh manusia sangat  berbahaya bagi paru-paru.
        Cara mendemonstrasikan pengaruh udara kotor bagi paru-paru adalah dengan memasukkan sedikit kapas ke dalam slang model pernapasan, kemudian menyalakan sesuatu, dan asapnya dihirup oleh model pernapasan, setelah 10 menit dapat dihentikan dan kapas dalam slang dikeluarkan.
         Kapas terlihat kotor, kecoklatan. Salah satu siswa mengatakan,"ini baru 10 menit ya...bagaimana kalau lebih lama..."

Sabtu, 09 April 2011

luka wanita

jalan tak semulus kulit durian, dimana milyar an duri-duri berjatuhan
hantaman demi hantaman serasa dada tak sanggup menahan
tatkala terpuruk dalam keputusasaan
tatkala terantuk batu jutaan
tatkala tulang-tulang tinggal reruntuhan..
tatkala tarik nafas pun tiada kesanggupan....
menyerah.................cuma itu satu jalan

melepas semua beban himpitan, melepas semua ketidaksanggupan
melepas semua kehampaan..melepas semua keputusasaan...

biarkan aku berjalan sendiri, biarkan aku menelusuri
biarkan aku tertatih penuh perih, terhuyung dalam linglung
asal tiada luka menganga dalam rongga dada..

akulah wanita, yang tiada daya menampung semua
akulah wanita, yang tiada tenaga hati didera

Kamis, 07 April 2011

Abstrak

PEMANFAATAN LINGKUNGAN 
DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
oleh
Mustinah, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 03 Pododadi, Kec. Karanganyar, Kab. Pekalongan

Pendidikan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak dan banyak hal. Pihak keluarga, masyarakat, pemerintah, juga tenaga kependidikan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah juga sangat tergantung pada pelaksana pembelajaran, sarana dan prasarana, pemilihan metode yang tepat dan bervariasi. Dengan perencanaan yang tepat dan sesuai (sesuai untuk menunjang tujuan pembelajaran) maka telah mendukung keberhasilan pembelajaran.

Salah satu pendukung keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan sarana dan prasarana yang tepat, yang mampu membantu mempermudah siswa dalam memahami konsep sehingga tujuan dapat berhasil dengan baik. 

IPA adalah salah satu bidang ilmu tentang alam. Keadaan alam sekitar sangatlah relevan untuk dijadikan media pembelajaran. Dengan penggunaan alam sekitar sebagai media pembelajaran maka ada beberapa keuntungan yang diperoleh siswa yaitu : (1) siswa dapat melihat secara kongkrit benda yang dipelajari sehingga terhindar dari verbalisme; (2) siswa belajar sambil refresing sehingga terhindar dari rasa jenuh, lingkungan alam dan udara segar sangat membantu siswa melepaskan kejenuhan selama di dalam kelas; (3) semakin mendekatkan siswa dengan alam sekitar, mengenal alam sekitar, menyayangi alam, dan memanfaatkan alam dengan ramah; (4) menumbuhkan rasa sosial sesama makhluk hidup, karena di kehidupan nyata ternyata masih banyak makhluk Tuhan yang lain yang sama-sama berkembang dan saling membutuhkan.

Penggunaan alam sekitar dalam proses pembelajaran juga dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Bila dalam proses pembelajaran siswa sudah merasa senang hal ini merupakan motivasi yang sangat berharga, yang mampu mendorong semangat siswa untuk senang belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
kata kunci : refresing, alam, pembelajaran, menyenangkan

Abstrak

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD
TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MEDIA KIT IPA


Mustinah, S.Pd.SD
Guru SDN 03 Pododadi
Jl. Raya Karanganyar – Doro Km 02 Pekalongan


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penggunaan Metode Demonstrasi Sederhana untuk Meningkatkan Aktivitas, Partisipasi, dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Mendeskripsikan sifat-sifat Cahaya di kelas V. Semester II Sekolah Dasar Negeri 03 Pododadi UPT Pendidikan Karanganyar Kabupaten Pekalongan”. Adapun yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah, Apakah penggunaan metode demonstrasi sederhana dalam pembelajaran mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran? Apakah penggunaan metode demonstrasi sederhana dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran?
Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi sederhana dalam pembelajaran mendeskripsikan sifat-sifat cahaya terhadap kemudahan siswa dalam memahami materi. Menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi sederhana terhadap peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Penelitian ini dilakukan melalui proses pengkajian bersiklus, yang dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari analisis data yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa, penggunaan metode demonstrasi sederhana pada materi mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran. Penggunaan metode demonstrasi sederhana memberi kesempatan siswa memperoleh pengalaman langsung menerima konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini sangat bermanfaat dalam peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa. Dengan penggunaan metode demonstrasi sederhana siswa semakin termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti adanya korelasi yang positif dari metode demonstrasi sederhana dengan keaktifan siswa dan dengan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode demosntrasi sederhana dapat memotivasi siswa aktif mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya siswa memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa meningkat.


Kata kunci : aktifitas, demonstrasi, korelasi, prestasi, telepon,

Rabu, 06 April 2011

Kenalan

Kenalkan :
namaku Putri Amanatus Solikhah
aku baru duduk di kelas II SD lho
aku suka berenang, silat.
hari-hariku padat penuh dengan kegiatan
setelah belajar Al-Quran
aku harus mengikuti pencak silat di SD ku
sekarang aku mengikuti les Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
aku ingin pintar Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
agar aku makin pinter

sekiaan dulu ya...daa......

Mistik Setiap Detik

bau kemenyan mengembara ke mana-mana
bau mistik pencuci barang antik membahana
tak taukah kau akan hidung tetangga ?!
tetangga punya hidung walau kau tak punya

entah berapa liter kau tumpahkan
untuk mengundang jim dan syaitan
membantumu mencari makan
karna kau hanyalah PEMALAS kacangan

wahai jiwa-jiwa yang tak punya harga
wahai raga-raga yang tak punya harta
kau undang iblis neraka membantumu kerja
karna kau orang-orang yang OTAK Tak ada

buat tetangga miskin moralnya

Selasa, 05 April 2011

RPP

RENCANA PEMBELAJARAN 1

Tema                            : Rekreasi
Kelas / Semester          : II / 1
Waktu                          : 20 jam pelajaran @ 35 menit. (6 pertemuan)

I.KOMPETENSI DASAR.
PKn.
  • Mengenal pentingnya alam seperti dunia hewan dan dunia tumbuhan.
Bahasa Indonesia.
  • Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek (Mendengarkan).
  • Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan santun berbahasa (Berbicara).
  • Menyimpulkan isi teks pendek (10-15) kalimat yang dibaca dengan membaca lancar. ( Membaca).
  •  Menulis kalimat sederhana yang didektekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. ( Menulis).
Matematika.
  • Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam.
IPA.
  • Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan.
IPS.
  • Memanfaatkan dokumen dan benda penting keluarga sebagi sumber cerita.
SBK.
  • Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsure rupa pada karya seni rupa. (Seni rupa).
  • Mengekspresikan diri melalui gambar ekpresif. (Seni rupa).

II. INDIKATOR.
PKn.
  • Menjelaskan manfaat pentingnya tumbuhan dalam kehidupan.
Bahasa Indonesia.
  • Menjawab pertanyaan sesuai isi cerita yang didengarkan.
  • Menggunakan kalimat Tanya untuk menanyakan sesuatu kepada orang yang belum dikenal dengan pilihan kata yang tepat.
  • Membaca teks cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat.
  • Menulis kalimat sederhana yang didektekan guru 
Matematika.
  • Membaca dan menentukan tanda waktu yang ditunjukkan jarum jam.
  • Menuliskan tanda waktu yang ditunjukkan jarum jam.
IPA.
  • Menggambarkan secara sederhana dan menamai bagian tubuh hewan.
  • Menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan pengamatan, misalnya menggunakan kaki, perut, sayap (terbang) dan sirip.
IPS.
  • Menceritakan peristiwa yang berkesan melalui dokumen keluarga.
SBK.
  • Mengungkapkan ketertarikan pada objek yang diamati dari berbagai unsur rupa pada benda di alam sekitar.
  • Membuat gambar ekspresi berbagai tema imajinatif melalui unsur-unsur rupa dan perpaduannya dari alam sekitar.

III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN.
  1. Hari Senin ( 3 jam pelajaran )
Siswa dibariskan di halaman sekolah untuk mengikuti upacara bendera.
A.  Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
  1. Kegiatan Inti.
·        Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran IPA.
·        Siswa diminta menyebutkan bagian-bagian tubuh hewan.
·        Siswa melakukan pengamatan cara hewan bergerak.
·        Siswa menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan pengamatan.
  1. Kegiatan Akhir.
·         Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
·         Repleksi.
·         Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.

  1. Hari Selasa ( 3 jam pelajaran)
A.     Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
B.Kegiatan Inti.
·        Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran IPS.
·        Siswa diminta mempersiapkan dokumen keluarga yang sudah dibawa dari rumah.
·        Siswa menceritakan peristiwa yang telah didokumentasikan tersebut.
·        Guru membimbing siswa untuk memasuki pelajaran SBK.
·        Siswa dibimbing mengekspresikan objek yang diamati dalam bentuk gambar.
C.Kegiatan Akhir.
·         Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
·         Repleksi.
·         Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.
  1. Hari Rabu ( 5 jam pelajaran )
A. Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
  1. Kegiatan Inti.
·        Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran matematika.
·        Siswa dibimbing membaca jam di dinding dan alat peraga.
·        Siswa dibimbing untuk menentukan tanda waktu yang ditunjukkan jarum jam alat peraga.
·        Siswa dibimbing untuk memasuki pelajaran PKn.
·        Tanya jawab tentang jenis-jenis tumbuhan yang bermanfaat.
·        Siswa menyebutkan manfaat pentingnya tumbuhan dalam kehidupan.
  1. Kegiatan Akhir.
a.       Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
b.       Repleksi.
c.       Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.
  1. Hari Kamis (5 jam pelajaran)
A.  Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
  1. Kegiatan Inti.
A.     Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran Bahasa indonesia.
B.     Siswa menjawab pertanyaan sesuai isi cerita yang  didengarkan.
C.     Siswa menggunakan kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu kepada orang yang belum dikenal.
D.     Guru membimbing siswa untuk memasuki pelajaran matematika.
E.      Siswa menuliskan tanda waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam.
  1. Kegiatan Akhir.
a.       Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
b.       Repleksi.
c.       Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.
  1. Hari Jumat ( 2 jam pelajaran)
A.  Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
  1. Kegiatan Inti.
a.       Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
b.      Siswa atas bimbingan guru membaca teks cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat.
c.       Siswa menulis kalimat sederhana yang didektekan guru dengan tepat, rapi dan mudah dibaca.
d.      Sebagai akhir pelajaran , guru menutup pelajaran Bahasa Indonesia.
  1. Kegiatan Akhir.
a.       Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
b.       Repleksi.
c.       Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.
  1. Hari Sabtu  ( 2 jam pelajaran )
A.  Kegiatan Awal.
·        Berdoa bersama diteruskan dengan mengabsen kehadiran siswa.
·        Mengajak siswa untuk mengawali pelajaran.
·        Bertanya jawab tentang kehidupan siswa di rumah.
  1. Kegiatan Inti.
a.       Guru memulai pelajaran di dalam kelas dengan pelajaran SBK.
b.      Dengan bimbingan guru siswa menggambar ekspresi berbagai tema imajinatif melalui unsur-unsur rupa dan perpaduannya dengan alam
c.       Sebagai akhir pelajaran, guru menutup pelajaran SBK.
  1. Kegiatan Akhir.
a.       Memberi penguat dan motivasi terhadap siswa tentang materi yang baru  
       dipelajari.
b.       Repleksi.
c.       Doa bersama untuk mengakhiri kegiatan.

IV. SUMBER DAN MEDIA

Sumber : KTSP, Buku Terpadu 2 a, Buku Matematika kelas 2, Buku Bahasa Indonesia kelas 2, buku IPA kelas 2, Buku PKn kelas 2, Buku IPS kelas 2.
Media   : Gambar-gambar dan lingkungan sekitar.

V. EVALUASI.
    1. Penilaian dalam Proses.
Mengamati aktifits siswa dalam pembelajaran.
    1. Penilaian Hasil Belajar.


Sabtu, 02 April 2011

Case Study

      

BERLATIH MENGENDALIKAN DIRI DEMI SISWA, DALAM MENGAJAR DI KELAS I
Oleh : Mustinah, S.Pd.SD
Guru SD N 03 Pododadi

Mengajar kelas I SD merupakan hal yang baru bagi saya, karena walaupun sudah mengajar selama 14 tahun saya belum pernah mengajar di kelas I, 90 % dari masa kerja tersebut saya mengajar di kelas V, selebihnya di kelas III dan VI.
Pada awal saya masuk ke kelas I semua siswa tenang memperhatikan saya mungkin mereka merasa takut dengan saya karena belum kenal. Sedangkan dalam hati saya tidak tahu harus mengucapkan apa, dan dengan nada yang seperti apa. Karena mengajar kelas tinggi tentunya berbeda dengan mengajar kelas rendah. Dalam benak saya muncul bagaimana cara menekan suara saya agar tidak keras, padahal sudah “paketan” dari sang Pencipta tentang nada tinggi saya, tapi saya harus memperhalusnya agar siswa kelas I tidak takut kepada saya. Jangan-jangan besok pagi tidak ada yang mau berangkat ke sekolah kalau suara saya tinggi. Bagaimana dengan kata-kata saya yang terlalu cepat? Bagaimana cara  menekan agar tidak cepat, kalau bisa menjadi lambat dan berulang-ulang? Bukankah seperti itu seharusnya yang diterapkan di kelas I agar mereka bisa mengikuti pembelajaran dan tidak semakin bingung.
Berbagai permasalahan muncul berjubel dalam benak saya, tetapi saya tebarkan sebuah senyuman dulu kepada anak-anak kelas I. Alhamdulillah mereka membalas senyuman saya, wah pertanda bagus ini, pikir saya.
Setelah mengucapkan salam, mengabsen sekaligus bekenalan, sambil saya selingi dengan canda tawa agar mereka tidak takut, agar mereka tidak tegang, barulah saya memulai pelajaran Matematika tentang bilangan 1-5.
Muncul permasalahan lagi dalam pikiran saya, bagaimana cara menjelaskan kepada anak kelas I tentang bilangan? Apakah saya cukup menuliskannya di depan kelas bialngan 1-5? Ataukah bagaimana?
Manalah mungkin mereka memahami bila saya langsung menuliskan bilangan 1-5 di depan kelas. Konsep ini harus benar-benar dipahami oleh siswa.
Seketika muncul ide membawa anak bermain dengan kerikil di depan kelas. Inilah kelemahan saya yang mengajar tanpa persiapan terlebih dahulu. Walaupun awal masuk, awal tahun ajaran toh seharusnya saya membuat perencanaan jadi telah siap cara mengajar di kelas I.
Siswa saya ajak ke luar kelas untuk bermain dengan kerikil yang banyak bertebaran di halaman sekolah. Kebetulan waktu itu musim kemarau jadi halaman tidak becek.
“Anak-anak, bu guru mempunyai kerikil,” saya mengangkat satu kerikil dan mereka melihatnya.
“Ada berapa kerikil yang ibu pegang ini ya..?”
“Satu bu..” jawab mereka. Wah mereka sudah mengenal bilangan satu. Mungkin waktu di TK sudah diajari tentang itu.
Begitu seterusnya saya menggunakan kerikil untuk mengenalkan bilangan 1-5 yang sebagian besar siswa sudah bisa menyebutkannya. Tapi entah apakah mereka bisa menuliskannya?
Setelah 30 menit bermain dengan kerikil di depan kelas, maka atas perintah saya siswa membawa masuk 5 kerikil untuk digunakan bermain di dalam kelas. Saya menggunakan istilah bermain kepada anak-anak agar anak-anak merasa nyaman dengan pelajaran matematika.
Dengan menggunakan kerikil itu pula mereka saya arahkan untuk menuliskan lambang bilangan 1-5. Pertama saya menunjukkan kerikil 1 kemudian siswa menyebutkan nilainya, dan saya memberi contoh menuliskan lambang bilangan 1. Sebagai langkah awal saya menuliskannya hanya dengan gerakan lambang bilangan 1 di udara sambil ditirukan mereka, sampai mereka paham benar cara menuliskan lambang bilangan satu. Setelah benar langkah mereka menuliskan lambang bilangan satu, maka saya bimbing mereka menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing.
Demikian pembelajaran berlangsung sampai lambang bilangan 5, sambil sesekali saya selingi dengan menyanyikan lagu, “Satu-satu aku sayang Ibu”.
Pengalaman mengajar di kelas satu adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya, karena saya harus bekerja ekstra untuk menekan nada suara saya yang tinggi dan berlatih berbicara dengan pelan jangan terlalu cepat.
Pembelajaran saya akhiri dengan menyanyikan lagu “Satu-satu Aku Sayang Ibu”.
Mereka pun ke luar ruangan dengan wajah besinar, dan samar-samar saya masih mendengar lagu Satu-satu aku sayang Ibu dinyanyikan terus sambil jalan walau dengan suara tak keras. Itu pertanda mereka nyaman mengikuti pembelajaran.
Alhamdulillah.

Jumat, 01 April 2011

insani

mentari telah menyinari
keramaian telah memenuhi
kembali halaman disibukkan oleh permainan
permainan anak-anak yang mencari pengalaman

pengalaman banyak bertebaran
menunggu dikais oleh tangan-tangan kehidupan
yang mencari keberhasilan di dunia dan kehidupan nyata
di akhirat dan kehidupan penuh nikmat

nikmat bagi insan-insan nan penuh ingat
ingat pada sapa diri, dari mana diri, dan mau ke mana nanti