Anak adalah titipan Allah. Manusia yang diberi titipan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Kalau ada orang tua jangankan sampai menyiksa, orang tua yang menelantarkan anak tidak memberi nafkah itupun sudah menyia-nyiakan titipan Allah, tentunya dosa yang ditanggung orang tersebut.
Seorang istri yang suaminya tidak bertanggung jawab, bisnis tanpa sepengetahuan istri kemudian tanah rumah dijual untuk menutupi hutang bisnisnya yang ratusan juta, sehingga anak istri hidup di kios papan di atas tanah milik desa. Untuk menghidupi anak-anaknya sang istri bekerja apa saja siang dan malam. Sang istri menerima jasa pengetikan dan berjualan seadanya untuk menyambung hidup sementara sang suami masih terus bisnis. Bisnis yang telah membuatnya kehilangan tanah rumah itupun masih ditekuninya, entah apa yang ada dalam pikrannya mengapa tak berhenti dari bisnis itu.
Bukan hanya sekedar bisnis saja, suami juga sering mengkambinghitamkan anak dan istrinya ketika terjepit. Satu ketika sang istri sedang mengantar anak-anaknya berenang di kolam renang. Datanglah 2 orang berseragam sebuah bank.
"Apa anak ibu habis kecelakaan?" tanya orang tersebut
"Kata siapa pak?"
"Suami ibu tadi bilang, saya tidak bisa nyicil bank karena anak kecelakaan"
Betapa amat kesal sang istri terhadap kelakuan suaminya
"Itu anak saya pak dua-duanya sedang berenang"
"Lha terus yang kecelakaan siapa bu?"
"Kan belum tentu anak suami saya adalah anak saya.." jawabnya kesal.
Betapa hebat seorang ayah tega memberitakan hal yang tidak benar tentang anaknya demi menutupi kekuranganya. Hebat benar..