Akhir tahun 2007 rumahku dijual oleh suami untuk
menutup hutangnya. Dengan amat terpaksa akhirnya kami berempat tidur di kios
berukuran 3 x 4 meter berdinding papan kayu. Kios kecil itu kami pergunakan
untuk mencari nafkah yaitu berjualan alat tulis dan alat rumah tangga, juga
untuk tidur.
Tahun 2012 anakku yang tertua yang duduk di bangku
SLTP mungkin merasa bosan hidup dalam tempat yang sempit,”Aku ingin punya rumah
si bu, buat rumah ya bu..”
Belum pagar bumi |
Sudah pagar bumi |
Tampak depan |
Halaman rumah |
Saya bilang pada bapak,”Pak, anak ingin punya rumah,
gimana ni..”
“Aku tak akan membuatkan rumah karena besok ketika
pensiun aku akan kembali ke Jogja.” Jawab bapak.
“Kalau begitu, tak akan ada orang tua yang
membuatkan rumah pak. Karna bisa bilang”aku tak akan membuatkan rumah karena
besok aku akan mati”
Aku tinggalkan suamiku yang tak bisa kumengerti pola pikirnya.
Aku temui anak-anakku,”Tugas kalian adalah berdoa kepada Allah SWT setiap habis shalat-Ya Allah...limpahkanlah rizqi yang halal pada ibu sehingga ibu bisa membuat rumah ..”
Anak-anakku mengangguk.
Allah Maha Kaya dan Allah Maha Kuasa. Hanya karna
Kuasa Allah maka aku mendapat pinjaman dari Bank untuk membeli sebidang tanah
kapling. Semua SK memang menjadi jaminan pinjaman di Bank. Tak apa.
Di atas tanah inilah yang nantinya Insya Allah akan
kudirikan rumah untuk anak-anakku. Tanah seluas 330 m2 mudah-mudahan
berkah.
Sambil menunggu berkurangnya pinjaman di Bank maka
dengan sekuat hati aku harus mengumpulkan uang sertifikasiku sendiri,
mudah-mudahan dapat dipergunakan untuk bertahap mendirikan rumah.
Allah mengabulkan doa anak-anakku, 6 bulan uang
sertifikasiku terkumpul dapat dipergunakan untuk membuat pondasi. 6 bulan
sertifikasi berikutnya dapat saya pergunakan untuk membeli kayu untuk atap
rumah, dan 6 bulan uang sertifikasiku berikutnya lagi saya pergunakan untuk
membeli pintu dan jendela yang sudah jadi dengancara memesan.
Setelah pondasi, kayu atap dan pintu jendela
disiapkan maka tak ada lagi yang bisa dibeli dengan bertahap.
Uang pinjamanku di Bank sudah 1,5 tahun
mudah-mudahan dapat ditambah lagi untuk mendirikan rumah. Dengan perhitungan
yang matang agar rumah berdiri dan dapat dihuni tapi juga gaji masih tersisa
untuk makan, maka saya maju ke Bank lagi. Alhamdulillah pihak Bank merealisasi
permohonan saya.
Dengan bermodalkan uang dari Bank saya mendirikan
rumah untuk anak-anak. Semoga Allah melimpahkan Berkah untuk kami. Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar