KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Rabu, 18 Februari 2015

RUMAH UNTUK ANAK-ANAKKU

Akhir tahun 2007 rumahku dijual oleh suami untuk menutup hutangnya. Dengan amat terpaksa akhirnya kami berempat tidur di kios berukuran 3 x 4 meter berdinding papan kayu. Kios kecil itu kami pergunakan untuk mencari nafkah yaitu berjualan alat tulis dan alat rumah tangga, juga untuk tidur.
Tahun 2012 anakku yang tertua yang duduk di bangku SLTP mungkin merasa bosan hidup dalam tempat yang sempit,”Aku ingin punya rumah si bu, buat rumah ya bu..”
Belum pagar bumi


Sudah pagar bumi

Tampak depan 

Halaman rumah
Saya bilang pada bapak,”Pak, anak ingin punya rumah, gimana ni..”
“Aku tak akan membuatkan rumah karena besok ketika pensiun aku akan kembali ke Jogja.” Jawab bapak.
“Kalau begitu, tak akan ada orang tua yang membuatkan rumah pak. Karna bisa bilang”aku tak akan membuatkan rumah karena besok aku akan mati”

Aku tinggalkan suamiku yang tak bisa kumengerti pola pikirnya.
Aku temui anak-anakku,”Tugas kalian adalah berdoa kepada Allah SWT setiap habis shalat-Ya Allah...limpahkanlah rizqi yang halal pada ibu sehingga ibu bisa membuat rumah ..”
Anak-anakku mengangguk.
Allah Maha Kaya dan Allah Maha Kuasa. Hanya karna Kuasa Allah maka aku mendapat pinjaman dari Bank untuk membeli sebidang tanah kapling. Semua SK memang menjadi jaminan pinjaman di Bank. Tak apa.
Di atas tanah inilah yang nantinya Insya Allah akan kudirikan rumah untuk anak-anakku. Tanah seluas 330 m2 mudah-mudahan berkah.
Sambil menunggu berkurangnya pinjaman di Bank maka dengan sekuat hati aku harus mengumpulkan uang sertifikasiku sendiri, mudah-mudahan dapat dipergunakan untuk bertahap mendirikan rumah.
Allah mengabulkan doa anak-anakku, 6 bulan uang sertifikasiku terkumpul dapat dipergunakan untuk membuat pondasi. 6 bulan sertifikasi berikutnya dapat saya pergunakan untuk membeli kayu untuk atap rumah, dan 6 bulan uang sertifikasiku berikutnya lagi saya pergunakan untuk membeli pintu dan jendela yang sudah jadi dengancara memesan.
Setelah pondasi, kayu atap dan pintu jendela disiapkan maka tak ada lagi yang bisa dibeli dengan bertahap.
Uang pinjamanku di Bank sudah 1,5 tahun mudah-mudahan dapat ditambah lagi untuk mendirikan rumah. Dengan perhitungan yang matang agar rumah berdiri dan dapat dihuni tapi juga gaji masih tersisa untuk makan, maka saya maju ke Bank lagi. Alhamdulillah pihak Bank merealisasi permohonan saya.

Dengan bermodalkan uang dari Bank saya mendirikan rumah untuk anak-anak. Semoga Allah melimpahkan Berkah untuk kami. Amiiin.

Tidak ada komentar: