KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Selasa, 18 November 2014

Mengharap Kepada Allah SWT

Ketika seorang istri merasa sakit hati melihat pasangannya selingkuh, dari hari ke hari difikirkan sehingga badan kurus kering, memikirkan anak dan keluarga tidak sepenuh hati dan ujung-ujungnya tergeletak di penginapan rumah sakit menjalani pengobatan. Sakit hati yang diderita akibat pasangan selingkuh telah menggelapkan segalanya. Telah menggelapkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah.
Sehingga sholat terlambat, emosi terhadap anak dan bahkan terhadap siapa saja yang ada di sekitar kita. Padahal tugas kita terhadap anak harus tetap kita jalankan.

Wahai istri, mengapa kita harus memikirkan hingga berkorban begitu banyak untuk pasangan kita yang selingkuh, sementara dirinya tidak pernah memikirkan kita sama sekali.
Andai dia memikirkan kita, sudah pastilah dia tidak akan melakukan perselingkuhan.

Wahai istri mengapa harus memikirkan pasangan yang selingkuh. Apakah kita mengharapkan 'hati' kita bahagia sehingga kita harus mengorbankan raga kita ? Mengorbankan anak-anak dari perhatian kita? Sementara kalau kita ingat kelak, 'hati' yang kita bela dengan sakit jiwa raga, dengan mengorbankan perhatian anak-anak...hanyalah akan hancur ketika kita dalam kubur. Apakah ketika kita mati 'hati' kita akan abadi dan datang menolong kita dari pertanggungjawaban di akhirat??? Apakah 'hati' yang telah kita bela dengan banyak pengorbanan tersebut datang menolong kita dari siksa Allah ??? Apakah 'hati' akan datang menolong ataukah 'hati' hancur disantap hewan-hewan tanah.

Wahai istri, janganlah anda terkecoh dengan mengharapkan 'hati' bahagia sehingga anda mengorbankan raga, mengorbankan perhatian terhadap anak-anak. Carilah kebahagiaan hati itu dari Allah..mintalah kepada Allah SWT kebahagiaan dunia akhirat, jangan minta kebahagiaan dari manusia/pasangan kita, karena kadang kita akan kecewa.

Ketika seorang istri 'lelah' berharap pasangan tobat, bertahun-tahun sampai anak besar, namun tak kunjung jua pasangan tobat nasuha. Dalam hati berkata, apakah ini sudah takdir Allah memang hidup pasangan harus dalam kemaksiatan? Mengapa doa-doa yang dipanjatkan siang malam demi pasangan taubat tidak terkabul juga? Sang istri datang pada Allah dalam gelap malam dan menangis, hanya satu doa yang dia panjatkan,"Ya Allah berikanlah kebahagiaan dunia akhirat untukku dan anak-anaku."
Doa itulah yang selalu dipanjatkan kepada Allah dalam tangisnya di gelap malam dari hari ke hari, sehingga suatu pagi ketika seorang istri tersebut bangun tidur dia merasa ringan, tak ada beban dalam pikirannya, tak ada rasa benci pada pasangannya, tak ada rasa jijik pada pasangannya, dan tak ada rasa sakit hati terhadap pasangannya.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Hanya Allah Yang Maha Tahu.
Ketika istri tersebut tahu pasangannya selingkuh...entah mengapa tak ada rasa sakit hati, dia malah berdoa kepada Allah SWT,"Semua yang dilakukan pasanganku bersama selingkuhan-selingkuhannya hamba serahkan kepada-Mu, Ya Allah....."

Tidak ada komentar: