KEBAHAGIAAN ADALAH DARI NURANI YANG IKHLAS MENJALANKAN TUGAS PENCIPTA DIRI DAN ALAM RAYA INI

Sabtu, 22 April 2017

ANDAI

Seraut wajah tua berdiri dengan senyum khasnya
Senyum nan menutupi luka yang kadang diterima
Senyum yang menghibur diri dan anak-anaknya
Senyum yang menyelamatkan dari segala kekurangannya

Tatap mata tetap besinar ceria
Walau banyak cerita yang tersimpan di dalamya
Namun lekuk keriputmu berbicara
Akan tangismu ketika anak bertanya, kok nasi gak ada
Akan tangismu ketika tak ada untuk makan dalam harinya
Akan tangismu ketika letih tertatih mencari di mana
Akan tangismu ketika dihardik oleh sang kaya
Akan tangismu ketika pinjam yang tak dipercaya


Rumahmu nan sepi
Hanya ditemui segerombol anakmu yang menunggu dengan kelaparan diri
Menatap sepenuh harap tuk mendapatkan pengisi
Namun kesekian kali hanya air putih yang ditemui

Kau tak kuasa melihatnya
Sebulirair mata sekuat tenaga kau tahan untuk dijatuhkan
Bergegas ke belakang rumah mencari mungkin ada yang bisa dimakan
Menggali ketela yang belum lama ditanam mungkinkah ada isinya

Tak terasa berjatuhan air mata tak tertahan juga
Anak-anakku, maafkan
Semua sudah kuusaha, namun apalah daya
Besuk sekuat tenaga akan kuperjuangkan

Kini kau sudah renta
Segerombol anakmu sudah jadi manusia
Ada di kota,
dan ada di pulau sana

Kau tetap tersenyum, walau hanya ditemani rumah renta seusia
Tak ada apa-apa dan tak ada siapa-siapa
Hanya dering telepon yang menghiburnya
Suara anakmu dari seberang sana

Tidak ada komentar: