Penciptaan alam raya ini ada tujuan. Penciptaan nyamuk yang kecil pun mempunyai tujuan. Lalu bagaimanakah dengan seorang yang mengaku manusia yang telah diciptakan oleh Allah yang telah diberi tugas atas terciptanya di bumi ini, akan tetapi manusia tersebut mengatakan "sak karepku wong dosa aku yang menanggung".
Satu hal yang harus ditanyakan terhadap orang tersebut, apakah dia mempunyai akal atau tidak? Apakah dia tahu dari mana dia berasal?, untuk apa dia diciptakan ?, dan mau ke mana dia kelak??!!
Manusia hanyalah seorang hamba yang mengemban tugas BERIBADAH kepada Allah. Manusia adalah seorang makhluk yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Lalu, jika seorang manusia mengatakan "Sak karepku (=semauku)", dia manusia ataukah binatang ????
Manusia yang mempunyai akal, mempunyai tuntunan yaitu Al-Quran tidak bisa "sak karepku". Apapun yang dilakukan manusia HARUS sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al-Quran. Dari seluruh aliran darahnya, dari seluruh tarikan nafasnya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah sehingga tidak bisa "sak karepku".
Wahai Allah Yang Maha Kuasa, Wahai Allah Yang Maha Berkehendak, Wahai Allah Yang Maha Pembuka, bukakan lah hati hati manusia yang buta, buka kanlah hati hati manusia yang kesat, yang tertutup oleh kerak-kerak dosa sehingga tak mampu melihat kejernihan tuntunan-Mu.
Satu hal yang harus ditanyakan terhadap orang tersebut, apakah dia mempunyai akal atau tidak? Apakah dia tahu dari mana dia berasal?, untuk apa dia diciptakan ?, dan mau ke mana dia kelak??!!
Manusia hanyalah seorang hamba yang mengemban tugas BERIBADAH kepada Allah. Manusia adalah seorang makhluk yang berbeda dengan makhluk yang lain.
- Malaikat adalah hamba Allah yang mengemban tugas tetapi tidak punya nafsu.
- Binatang adalah makhluk Allah yang mengemban tugas dan punya nafsu, sedangkan
- Manusia adalah makhluk Allah yang mengemban tugas, punya nafsu dilengkapi dengan akal.
Lalu, jika seorang manusia mengatakan "Sak karepku (=semauku)", dia manusia ataukah binatang ????
Manusia yang mempunyai akal, mempunyai tuntunan yaitu Al-Quran tidak bisa "sak karepku". Apapun yang dilakukan manusia HARUS sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al-Quran. Dari seluruh aliran darahnya, dari seluruh tarikan nafasnya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah sehingga tidak bisa "sak karepku".
Wahai Allah Yang Maha Kuasa, Wahai Allah Yang Maha Berkehendak, Wahai Allah Yang Maha Pembuka, bukakan lah hati hati manusia yang buta, buka kanlah hati hati manusia yang kesat, yang tertutup oleh kerak-kerak dosa sehingga tak mampu melihat kejernihan tuntunan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar